Singgih oh Singgih
Aku adalah sekuntum bunga di kubang lumpur
Melayu di dunia tanpa cahaya
Membudak nasib sampai mati
Jiwaku bagaikan kaleng minuman bekas
Tandas dilindas roda norma
Singgih oh Singgih
Ranum kupagut gelora Bambang setiap malam
Tidak kuasa ku redam
Tenaganya kuat bak kuda
Liar berpacu di sabana tubuhku
Dan kini ku tahu, setiap desahku adalah lukamu
Sakit karena cinta memantul sunyi di ujung jalan tak bertepi
Singgih oh Singgih
Apakah kau tahu?
Itu semua tak lagi seindah dulu
Dulu, ketika bias gelora melayang di padang peluh
Kini, hampa yang mendekap dalam tatap senyap
Apakah Kau pikir aku bahagia?
Tidak!
Sungguh tidak!
Lihatlah kini mataku berkaca-kaca
Menjadi terdakwa di taman kota
Singgih oh Singgih
Kenapa kini tatapanmu murung
Pedih kujelajahi rautmu yang kini bersembunyi
Diammu telah membelah langit malam
Hingga sepi kini merajam
Nuraniku berdentang sepanjang karang
Malang bukan kepalang
Singgih oh Singgih
Berlarilah di bentang jalan panjang lurus
Biarkan mentari hasut bencimu
Yang dulu setia menyulut mimpi tentangku
Dan…Biarkan aku mengerang
Setidaknya bebanku terlampiaskan
Singgih oh Singgih
Maafkan aku…
Maafkan aku…
Telah meninggalkan gelisah di matamu
Telah menyisakan luka hatimu
Kalibata, 29 Januari 2018
Lila Saraswaty
Kalibata, 29 Januari 2018
Lila Saraswaty